Mencintai perempuan yang gemar menulis
Kau akan tahu
Kau harus bersikap lebih manis
Karena kata-kata baginya adalah candu
Serupa rindu yang mampu ia genggam
berlama-lamanya waktu.
Mencintai perempuan yang gemar menulis
Kau seharusnya bersyukur
Karena seburuk apa pun sikapmu
Akan tetap ia abadikan namamu
Dalam setiap goresan pikirannya
Ya, kau akan abadi.
Baginya kau abadi.
Mencintai perempuan yang gemar menulis
Kau harus (setidaknya) rajin membaca
Karena sering kali, diamnya adalah alat
Untuk ia tuangkan dalam tulisan khidmat
Dari sana kau tahu
Bahwa sesungguhnya ia gemar berkata
Hanya sahaja, bukan lewat bibir indahnya.
Mencintai perempuan yang gemar menulis
Kau harus berhati-hati
Karena bila kau membuatnya sakit hati
Kau akan terkejut
Betapa tulisannya lebih dari sekadar
mengguris nurani
Ia bisa membuatmu sekejap ‘mati’.
Mencintai perempuan yang gemar menulis
Kau harus menghargai setiap tintanya
Karena selain buah fikir, itu juga adalah
separuh hidupnya
: seperti juga kau, yang dicintainya.
p/s: Puisi ini dari sahabatku dari Indonesia,
rindu sekali sama dia.